Minggu, 04 Juni 2017

KONSEP DASAR MANAJEMEN



I.       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu pengetahuan lahir karena masyarakat memerlakukannya. Ilmu manajemen termasuk dalam kelompok ilmu sosial dan juga ilmu terapan. Karena kemanfaatannya hanyalah apabila diterapkan guna meningkatkan kehidupan manusia.
Manajemen mempunyai peranan penting dalam kehidupan.karena manajemen merupakan salah satu untuk membentuk seseorang menjadi lebih baik, dan manajemen juga untuk memberikan pengawasan, pengetahuan, serta pengorganisasian, baik untuk atasan, bawahan didalam organisasi, maupun untuk pribadinya masing-masing dalam kehidupan sehari-hari.
Manajemen sangat dibutuhkan untuk bekal kita ketika kita menjadi seorang pemimpin kelak, baik pemimpin perusahaan, oraganisasi dan  sebagainya. Konsep dasar manajemen inilah yang akan mengantarkan kita dalam tahapan pengenalan ilmu manajemen. Pada makalah ini, akan membahas tentang pengertian manajemen, filsafat manajemen, manajemen sebagai ilmu dan seni, serta profesi manajemen.
Tinjauan ini diharapkan agar dapat memudahkan pembaca dalam mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan konsep dasar ilmu manajemen itu sendiri. Selain itu, juga diharpakan agar dapat mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

II.    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan manajemen?
2.      Bagaimanakah filsafat ilmu manajemen?
3.      Bagaimanakah manajemen disebut sebagai ilmu dan seni?
4.      Bagaimanakah profesi manajemen?




III. PEMBAHASAN
1.      Pengertian Manajemen
Dilihat dari asal katanya, kata manajemen atau management dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Italia, maneggiare yang kurang lebih berarti menangani atau to handle serta kata to manage yang artinya mengatur. Istilah Manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketata laksanaan, kepemimipinan, pemimpin, ketata pengurusan, administrasi, dan sebagainya. Dalam bahasa latin ada kata yang punya pengertian yang hampir sama yakni manus yang artinya tangan atau menangani. Manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” –pengelolaan-, sedang pelaksananya disebut manajer atau pengelola. Pada hakikatnya, tugas seorang manajer adalah menggunakan usaha para bawahan secara berdayaguna.[1]
James A.F Stoner dan Charles Wankel (1986: 4). Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals (manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lannya demi tercapainya tujuan organisasi).[2]
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.[3]
Pada dasarnya kesemuanya mengandung unsur-unsur pokok yang sama, yaitu:
a.       Manajemen mempunyai suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai.
b.      Manajemen tidak melakukan sendiri pekerjaan-pekerjaan tertentu, tetapi lewat kegiatan orang lain, artinya dalam mencapai tujuan ia menyuruh orang lain bekerja dan berusaha untuknya.
c.       Manajemen harus mengetahui bagaimana memimpin dengan tepat.
Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

2.      Filsafat Ilmu Manajemen
Pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Menurut Moekijat filsafat adalah suatu sistem pemikiran yang menjelaskan gejala tertentu dan memberikan serangkaian prinsip untuk memecahkan permasalahan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Filsafat adalah petunjuk utama yang menggaris bawahi semua tindakan dari seorang manager. Filsafat manajemen adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial. Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai yang pokok untuk memberi petunjuk yang sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaikan pekerjaan. Filsafat manajemen amat berguna bagi seseorang guna untuk memperoleh bantuan dan pengikut. Dalam  filsafat manajemen terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan keberadaan, identitas, dan implikasinya.
Menurut Davis dan Filley dalam ukas (1978) terdapat faktor-faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling ketergantungan satu sama lain dalam suatu tujuan. Faktor-faktor dasar tersebut antara lain:
a.       Kepentingan umum
Hal ini di maksudkan bahwa dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan deskripsi sebagai kepentingan.
b.      Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan aktifitas yang spesifik dari organisasi.
c.       Pimpinan pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang diberi kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah di berikan kepadanya
d.      Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan.
e.       Fungsi
Fungsi adalah aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan di capai.
f.       Faktor dasar
Faktor dasar meliputi faktor-faktor produksi asli atau turunan baik berupa alam, tenaga, dan modal.
g.      Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah saluran yang menunjukkan hubungan kerja antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan yang di sertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta kesanggupan untuk tanggung gugat/mempertanggung jawabkan (accountability).
h.      Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang harus di tempuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang harus di selesaikan oleh suatu pekerja yang bertanggung jawab.
i.        Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari individu atau kelompok yang menentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan mengoperasikanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir.
            Faktor-faktor dasar di atas dapat digunakan sebagai daftar pengecek terhadap analisis aktivitas yang menjadi norma tindakan dan aktivitas manajemen.[4]

3.     Manajemen sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen adalah ilmu pengetahuan dan seni. Manajemen suatu ilmu akan ada suatu pertumbuhan yang teratur mengenai manajemen. Pada umumnya ada penelitian yang kemudian disesuaikan dengan pengetahuan baru. Sedangkan seni dalam manajemen menghendaki kreativitas dalam melakukan kegiatan manajemen. Antara ilmu pengetahuan dan seni harus memiliki keseimbangan antara keduanya. Jika yang satu meningkat, maka yang lain juga harus meningkat.
a.       Manajemen sebagai Ilmu
Saat ini ilmu manajemen telah mendapat pengakuan dunia. Namun, dimasa antara perang dunia I dan II, ditolak diajarkan dan tidak diakui di Hindia Belanda. Hal ini karena didasarkan pada penafsiran ilmu pengetahuan dimana sebagian negara-negara, orang masih curiga dan ragu-ragu untuk menjajarkannya di sebelah ilmu filsafat yang menurut ahli cendekia, adalah ilmu yang tertua, dan ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu alam, ilmu pasti, ilmu kedokteran, dan sebagainya. Selain itu, juga karena berdasarkan pertimbangan-pertimbanagan politis-ekonomis. Karena sebagai suatu profesi, manajemen menghendaki suatu masyarakat yang makmur, maju, dan dinamis. Apa yang diajarkannya, pernah diberi nama sebagai “scientific organization of labour”, atau penyusun tenaga kerja yang keilmuan.
Pernah pula dinamakan ilmu rasionalisasi. Hal ini berhubungan dengan Taylorism atau sistem Taylor yang telah memajukan rasionalisasi daripada gerak si pekerja, hingga seolah-olah ia berusaha keras mengambil tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Pandangan orang yang tidak mengetahui seluk beluk sistem Taylor, dan memandang semata-mata hanya untuk menyuruh para pekerja untuk bekerja lebih keras dan lebih banyak. Tetapi mereka yang mengetahui seluk beluk sistem Taylor, timbul gerakan Stakhanov (Stakhanovism) di Soviet, Rusia. Gerakan ini dimulai tahun 1935, oleh seorang wartawan Alexei Stakhanov, yang dengan jalan rasionalisasinya dapat mempertinggi produksi menambang batu bara dengan sangat hebat. Dengan begitu, maka terpendamlah kecaman dan gugatan kepada Taylor dan sistemnya. Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan dan tidak ada sangkut pautnya dengan politik, apalagi politik yang yang hendak mengambil tenaga kerja sebanyak-banyaknya.[5]
Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai ilmu, karena ilmu harus terdiri dari konsep-konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa yang menjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa zaman, manajemen telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum dan subjektif. Selain itu, manajemen dianggap sebagai ilmu pengetahuan karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan di dalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini selanjutnya diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori. Luter Gulick memandang manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja. Manajemen memiliki peran penting untuk kemajuan organisasi, bukan hanya baik dalam dunia bisnis, tetapi juga baik untuk negara maupun pendidikan.[6]
Prof. Dr. J. Panglaikim dan Drs. Hazil Tanzil menjelaskan dalam bukunya “Manajemen Suatu Pengantar” bahwa manajemen telah diakui oleh negara-negara maju, sebagai cabang ilmu pengetahuan yang baru dari sosiologi dalam abad ke-20 ini.
Drs. Onang Uchjana Effendy M.A. dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik” mengemukakan bahwa suatu ilmu akan memperoleh pengakuan sebagai ilmu pengetahuan apabila persyaratannya dipenuhi. Persyaratannya yaitu:
1)      Rasional, sifat kegiatan pemikiran secara tersusun dan sistematis.
2)      Empiris, berdasarkan fakta.
3)      Sifat umum, dipelajari dan diajarkan secara terbuka.
4)      Bersifat akumulatif, pengumpulan pengetahuan.
5)      Universal dan harus jelas objeknya.
Objeknya: manusia dan masyarakat. Universal artinya dimana saja tidak ada yang menyangkal.[7]
Jadi, manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasi.
b.      Manajemen sebagai Seni
Sebelum manajemen diakui menjadi ilmu yang berdiri sendiri, ia hanyalah merupakan seni yang dalam perkembangannya sangat dipengaruhi oleh perkembangan masyarakatnya.
Menurut Mary Parker Follet (stoner, 1986) manajemen sebagai seni untuk melakasanakan pekerjaan melalui orang-orang (The art of getting things done through people). Manajemen sebagai suatu seni, di sini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan di perlukan kerja sama dengan orang lain. Pada hakikatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing (mengatur) dan untuk mengatur, disini diperlukan suatu seni.[8]
Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam arti formal yang biasa dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan sebagainya. Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian lebih luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam (human and natural resources) secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan.[9]
Artinya dalam manajemen orang yang mengatur, mengawasi, atau memimpin organisasi seseorang mempunyai karakter, sikap, dan jiwa kepemimpinan dalam suatu perusahan atau organisasi terhadap bahwahannya berbeda-beda. Jadi, manajemen diartikan sebagai seni yaitu manajemen dilihat dari orang yang melakukannya, dan orang itu mempunyai kebebasan untuk melakukan apa saja yang dia inginkan didalam peranan manajamen.dengan tujuan agar cita-cita dan harapannya tercapai dengan baik.
G.R Terry ( 1975: 79 ) mengatakan, secara esensial seorang manajer adalah seorang ilmuan dan seorang seniman. Ia memerlukan suatu pengetahuan yang disusun menurut sistem yang memberikan kebenaran-kebenaran pokok yang dapat digunakan dalam mengoperasikan pekerjaannya.

4.      Profesi Manajemen
Jika kita melihat negara Rusia, maka para manajerlah yang melaksanakan rencana-rencana negara diberbagai bidang dan mereka diberikan fasilitas yang sangat lengkap. Mereka diberi bonus yang lebih besar daripada pekerja biasa. Dengan adanya fasilitas dan bonus yang sangat hebat, mereka didorong untuk bekerja keras. Mereka yang bisa mencapai rencana dengan baik, akan diberi bonus yang lebih hebat lagi. Pada pokoknya, manajer di Rusia diberikan tempat yang tinggi dan mereka merupakan golongan elite.
Jika melihat keadaan di Amerika Serikat maka tampak suatu pemisahan antara pemegang saham dan para manajer yang memimpin perusahaan-perusahaan itu. Ada perusahaan besar yang pemegang sahamnya terdiri dari ratusan ribu orang, sehingga rapat-rapat  pemegang saham umumnya diselenggarakan dalam suatu stadion, karena banyaknya pemilik itu. Di Amerika juga menganggap bahwa manajer-manajer merupakan kalangan elite. Hal ini juga karena adanya bonus disertai dengan kedudukan yang strategis.
Dilihat dari kedua negara tersebut, maka sudah jelas bahwa manajemen merupakan suatu profesi.
Dalam buku Management in the Industrial World oleh Harbison-Myers, mengatakan bahwa ada tiga tipe “managerial elite”, yaitu:
a.       Patrimonial management
Ini terjadi apabila perusahaan dimiliki oleh anggota-anggota suatu keluarga, dimana kedudukan-kedudukan yang penting dari organisasi tersebut berada dalam anggota-anggota keluarga tersebut.
b.      Political management
Political management adalah suatu bentuk dimana kedudukan-kedudukan penting dan pokok dalam organisasi dipegang oleh mereka yang mempunyai hubungan-hubungan politik.
c.       Professional management
Tipe ini bukanlah didasarkan atas hubungan keluarga atau partai politik. Pemberian kedudukan di sini didasarkan atas kapasitas, kesanggupan, keahlian, atau dengan perkataan lain atas dasar jasa dan hasil mereka berikan dalam memperkembangkan suatu organisasi atau usaha.[10]
Di zaman modern ini semua jenis kegiatan selalu harus dimanajemeni, dalam arti aturan yang jelas. Pada saat ini boleh di katakan bahwa bidang manajemen sudah merupakan suatu profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian, karena dalam kegiatan apapun pekerjaan harus dikerjakan secara efisien dan efektif, sehingga di peroleh masukan atau input yang besar.


a.        
IV.       KESIMPULAN
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah managing, sedang pelaksananya disebut manajer. Pada hakikatnya, tugas seorang manajer adalah menggunakan usaha para bawahan secara berdayaguna.
Filsafat adalah petunjuk utama yang menggaris bawahi semua tindakan dari seorang manager. Filsafat manajemen adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial.
Secara esensial seorang manajer adalah seorang ilmuan dan seorang seniman. Ia memerlukan suatu pengetahuan yang disusun menurut sistem yang memberikan kebenaran-kebenaran pokok yang dapat digunakan dalam mengoperasikan pekerjaannya.

V.          DAFTAR PUSTAKA
Panglaykim dan Hazil, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981
Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005
Terry, George R. dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1992
Zuhri, Menejemen (Beberapa Masalah Pokok), Semarang, 1987


[1] George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992, hlm. 1
[2] Dr. H. B. Siswanto, M. Si., Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, hlm. 2
[4] Dr. H. B. Siswanto, M. Si., Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, hlm. 5-6
[5] Dr. Panglaykim dan Drs. Hazil, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981 ,hlm. 15-17
[7] Drs. H. Zuhri I.M., Menejemen (Beberapa Masalah Pokok), Semarang, 1987, hlm. 39-41
[9] Dr. H. B. Siswanto, M. Si., Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, hlm. 9
[10] Dr. Panglaykim dan Drs. Hazil, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981 ,hlm. 17-21

Tidak ada komentar: